Daftar Blog SAIFULSPD : paya2.wordpress.com--saifulspd.blogspot.com-Gurumembaca.blogspot.com-sucsessbusiness.blogspot.com---DAPATKAN TRIK-TRIK INTERNET GRATIS ALL OPERATOR DISINI---WASSALAM---

IBLOGMARKET

IBX5A5A3F9C3F1AC ........Tulis Yang Ingin Kamu Cari..........
Loading...
  • SAIFULSPD

    Thursday, December 21, 2017

    Wiro Sableng #56 : Ratu Mesum Bukit Kemukus

    Wiro Sableng #56 : Ratu Mesum Bukit Kemukus Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

    Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    Karya: Bastian Tito

    Desa Kenconowengi yang malam itu sebelumnya tenggelam dalam udara sejuk dan kesunyi-senyapan mendadak saja berubah menjadi hingar bingar. Di sebelah utara tampak kobaran api membakar dua buah rumah. Di sebelah timur terdengar pekik jerit orang-orang yang ketakutan. Lalu ada suara derap kaki kuda. Terdengar suara kentongan bersahutan beberapa kali lalu senyap. Di jurusan lain terengar teriakan-teriakan orang sambil berlarian bercampur aduk dengan jeit tangis anak-anak dan orang-orang perempuan.

    "Lari! Lari! Gerombolan Warok Ijo menyerbu! Selamatkan diri ke lembah! Lari...!"

    Derap kaki kuda datang menyerbu. Dua bilah golok panjang berkelebat. Dua orang penduduk yang barusan berteriak roboh ke tanah. Darah muncrat dari tubuh keduanya. Yang pertama langsung meregang nyawa dangan leher hampir putus. Kawannya yang terkapar di sebelahnya, sesaat masih tampak menggeliat sambil pegangi dadanya yang robek besar, lalu diam tak berkutik lagi tanda nyawanyapun sudah putus.

    Gender Kumboro, kepala desa Kenconowengi yang tengah terbaring sakit diserang demam panas, dengan susah payah turun dari ranjang
    ... baca selengkapnya di Wiro Sableng #56 : Ratu Mesum Bukit Kemukus Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

    Tuesday, December 12, 2017

    Wiro Sableng #76 : Kutunggu Di Pintu Neraka

    Wiro Sableng #76 : Kutunggu Di Pintu Neraka Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

    Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    Karya: Bastian Tito

    SATU

    Dua sosok bayangan hitam berkelebat dalam gelapnya malam. Pada waku siang saja hutan belantara itu selalu diselimuti kegelapan dan dicengkam kesunyian.

    Apalagi di malam buta seperti itu. Hingga dua sosok yang bergerak tadi tidak ubahnya seperti dua hantu tengah gentayangan.

    "Kita sudah dekat....." bisik bayangan di sebelah kanan. Ternyata dia manusia juga adanya.

    "Betul, aku sudah dapat mencium baunya," menyahuti bayangan satunya.

    Keduanya terus lari ke arah Timur rimba belantara. Tak selang berapa lama mereka sampai di bagian hutan yang baynak ditumbuhi semak belukar setinggi dada.

    Di sini mereka hentikan lari. Tegak tak bergerak dan juga tidak bersuara. Hanya sepasang mata masing-masing memandang tak berkedip ke depan.

    Di atas serumpun semak belukar lebar terletak sebuah batu lebar berbentuk hampir pipih. Di atas batu ini duduk seorang lelaki berpakaian rombeng penuh tambalan seperti pengemis. Dia mengenakan sebuah caping bamboo. Bagian depan caping ini turun ke bawah hingga dari wajahnya hanya dagunya yang ditumbuhi bulubulu kasar saja yang kelihatan.

    Bau aneh seperti bau bunga kamboja busuk datang dari orang yang duduk bersila di atas batu ini. Entah berasal dari tubuhnya atau dari pakaiannya yang dekil kotor.

    Otak dua orang yang barusan datang cepat bekerja. Batu pipih itu berat
    ... baca selengkapnya di Wiro Sableng #76 : Kutunggu Di Pintu Neraka Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

    Saturday, December 9, 2017

    Momen = (Mo)tivasi (Men)jadi

    Momen = (Mo)tivasi (Men)jadi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

    Pernah suatu saat saya mengajari Dadan, anak laki-laki saya, 4 tahun, melontarkan bola basket ke arah backboard, menemukan sudut pantul yang tepat; agar bola tak membentur ring dan langsung menerobos net.

    Berkali-kali ia mencoba melempar, mencapai backboard pun tidak; apalagi memantul. “Ayo, lebih kuat lagi lontaranmu, Nak!,” teriak saya berkali-kali menyemangati. Sekeras apa pun saya berteriak, sekuat apa pun ia berusaha; tetap saja bola tak mencapai backboard. Bola bergerak naik tak lebih dari setengah jarak antara lantai dan ring. Bola tak pernah mengenai sasaran dan selalu terus jatuh ke lantai, diikuti pandangan mata kosong anak saya, tanda kekecewaannya.

    Tak sabaran, saya peragakan contoh melempar sesantai mungkin, seolah saya melemparkan tanpa tenaga, sembari berucap: “Lihat! Begini saja kok, Nak, kenapa sulit?” Anak saya berusaha dan berusaha lagi, namun tak pernah lemparan bolanya berhasil membentur backboard.

    Akhirnya ia terduduk terengah-engah setengah baring dengan kedua lengan tangan bertelekan di lantai. Katanya liri
    ... baca selengkapnya di Momen = (Mo)tivasi (Men)jadi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

    news info (update)