Daftar Blog SAIFULSPD : paya2.wordpress.com--saifulspd.blogspot.com-Gurumembaca.blogspot.com-sucsessbusiness.blogspot.com---DAPATKAN TRIK-TRIK INTERNET GRATIS ALL OPERATOR DISINI---WASSALAM---

IBLOGMARKET

IBX5A5A3F9C3F1AC ........Tulis Yang Ingin Kamu Cari..........
Loading...
  • SAIFULSPD

    Thursday, May 20, 2010

    MENGENAL BAHASA ACEH (1)

    Oleh: Dr. Wildan, M.Pd. (FKIP Unsyiah)

    Bahasa- Bahasa di Aceh
    Di Aceh ada sembilan bahasa Kesembilan bahasa itu ialah bahasa Aceh, bahasa Gayo, bahasa Alas, bahasa Tamiang, bahasa Aneuk Jamèe, bahasa Kluet, bahasa Singkil, bahasa Simeulue, dan bahasa Haloban.
    Penutur bahasa Aceh tersebar di seluruh wilayah Aceh, terutama di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara serta Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa, Kabupaten Tamiang, Kabupaten Aceh Barat, dan Kota Sabang. Di sebagian Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Singkil, dan di Kota Subulussalam  juga digunakan bahasa Aceh, terutama di wilayah Bakongan, Blang Pidie, Kuala Batèe, Sawang, Trumon, Manggéng, Tangan- tangan, dan Meukék. Bahasa Aceh juga digunakan oleh sebagian kecil masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara, dan Kabupaten Simeulu.
    Bahasa Alas digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara dan masyarakat di hulu sungai Singkil, Kabupaten Singkil.
    Bahasa Gayo digunakan oleh masyarakat yang mendiami Kabupaten Aceh Tengah, sebagian masyarakat Aceh Tenggara, dan masyarakat Lokop Kabupaten Aceh Timur.
    Bahasa Tamiang digunakan oleh masyarakat yang mendiami Kabupaten Tamiang, khususnya masyarakat di Kecamatan Bendahara, Kecamatan Keujruen Muda, Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Seruway, dan Kecamatan Tamiang Hulu.
    Bahasa Aneuk Jamèe digunakan oleh masyarakat di pesisir selatan, khususnya di kawasan Labuhan Haji, Sama Dua, Susoh, dan Tapak Tuan, Kluet Selatan dan sebagian Singkil. Bahasa Aneuk Jamèe digunakan juga oleh masyarakat di Kaway XVI (Penaga Rayek, Rantau Panjang, Meureubo, Pasi Muegat, dan Ranto Kléng) dan masyarakat sekitar Johan Pahlawan (Padang Seurahét).
    Bahasa Kluet digunakan oleh masyarakat yang mendiami Kluet Utara dan Kluet Selatan.
    Bahasa Singkil dipakai oleh masyarakat di Singkil.
    Bahasa Simeulu digunakan oleh masyarakat pulau Simeulu. Bahasa Simeulu dialek Devayan digunakan di Simeulu Timur, Simeulu Tengah, dan Teupah Selatan. Bahasa Simeulu dialek Sigulai dipakai di Simeulu Barat dan masyarakat Salang.
    Bahasa Haloban merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Pulau Banyak, terutama masyarakat di Desa Haloban dan Desa Asan Tola di Pulau Tuanku. Di samping itu, di Pulau Tuanku ini juga digunakan bahasa Nias, khususnya di Desa Ujong Sialit.

    Kedudukan dan Fungsi Bahasa Aceh
    Bahasa Aceh berkedudukan sebagai bahasa daerah bagi masyarakat Aceh. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah ini, bahasa Aceh memiliki lima fungsi, yaitu:
    1. (1) lambang kebanggaan daerah,
    2. (2) lambang identitas daerah, dan
    3. (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah,
    4. (4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, serta
    5. (5) pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

    1)    Lambang Kebanggaan Daerah
    Bahasa Aceh adalah bahasa ibu bagi sebagain besar masyarakat Aceh. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang diwariskan oleh keluarga. Masyarakat Aceh sangat memuliakan bahasa Aceh. Setiap anggota masyarakat Aceh sangat bangga bila diri mereka disebut orang Aceh karena mampu berbahasa Aceh. Di sinilah letak fungsi bahasa Aceh sebagai lambang kebanggaan daerah Aceh.

    2) Lambang Identitas Daerah Aceh
    Masyarakat Aceh memperkenalkan diri mereka kepada orang lain sebagai orang Aceh melalui pemakaian bahasa. Jadi, orang yang dapat berbahasa Aceh melambangkan orang Aceh.

    3)    Alat Perhubungan di dalam Keluarga dan Masyarakat
    Bahasa Aceh digunakan sebagai alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat Aceh. Bahasa Aceh digunakan dalam berbagai aspek kehidupan: pengajian, pendidikan, jual beli, khutbah Jumat, kenduri, pesta adat dan budaya, kesusastraan, politik, pertanian, dan lain-lain.

    4)    Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia
    Bahasa Aceh merupakan sarana pendukung budaya Aceh. Bahasa Aceh dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan masyarakat Aceh yang berkaitan dengan adat istiadat, kesenian rakyat, permainan rakyat, dan sebagainya. Bahasa Aceh menjadi sarana dalam penggalian, pelestarian, dan pengembangan seluruh aspek kebudayaan Aceh. Di samping itu, bahasa Aceh juga dapat bermanfaat sebagai sarana pendukung bahasa Indonesia.

    5)    Pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia
    Bahasa Aceh merupakan sarana pendukung sastra Aceh. Para sastrawan Aceh memanfaatkan bahasa Aceh untuk melahirkan berbagai jenis sastra Aceh, baik yang berbentuk puisi, prosa fiksi, maupun prosa drama. Di samping itu, bahasa Aceh juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan sastra Indonesia.
    Di dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa Aceh berfungsi sebagai:
    • (1) pendukung bahasa Indonesia,
    • (2) bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan/ atau pelajaran lain, dan
    • (3) sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia. Dalam keadaan tertentu, bahasa Aceh dapat juga berfungsi sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam penyelenggaraan pemerintahan pada tingkat daerah. <

    No comments:

    news info (update)